Wednesday, November 16, 2005

Satria Piningit Hati

Kukira kau adalah mawar terakhir itu
Yang akan menjadi tahta persembahan terakhir cintaku
Namun mengapa kau pergi
Secepat dan sedemikian jauh berubah tanpa kusadari

Kusangka kau adalah tonggak terakhir yang bisa terlihat
Oleh camar yang telah letih mengepakkan sayapnya penat
Namun aku tak pernah menduga dan mungkin merasa tertipu
Ternyata tonggak itu terlalu mudah goyah oleh terpaan Bayu

Adakah kau masih rasakan rasa yang ada...?
Ataukah semuanya telah hilang sekejap mata
Seperti mudahnya tonggak itu tertiup Sang Bayu...?
Ataukah semua rasa hanya fatamorgana bagiku

Mungkin benar kata orang...
Hanya waktu yang bisa menjawab semua misteri
Yang akan tetap lekang sebagai misteri
Sampai muncul jawaban penenang

Tak tahukah kau jiwa yang terdamba
Tubuhmu kurengkuh namun bathinmu tiada
Mataku menatapmu sepi
Namun tak kutemukan dirimu sejati

Mengertilah kau satria piningit hatiku
Aku letih menunggu
Aku lelah mencari
Karena aku nyaris sudah tak punya hati lagi

Wednesday, November 09, 2005

Wahai Wanita...

Wahai Wanita Terkasihi
Mengapa mampu kau menyayat hati

Duhai perempuan tercinta
Mengapa tega menyiksa raga

Apakah memang seperti itu
Bentuk Sayangmu padaku...???

Benarkah itu tanda rasa cinta
Dengan tegar terus menyiksa...???

Bisa kau terus berikan sejuta alasan pembenar
Namun aku yakin ada satu nalar
Dan masih tetap ada hati
Yang tak bisa menipu diri sendiri

Dapat kau gunakan sejuta topeng
Namun tak selamanya dapat menjadi tameng

Karena suatu saat kau sadari
Kau telah menipu diri sendiri
Kau tak bisa mengelak lagi
Kau telah sakiti orang yang kau sayangi

Seribu alasan pembenar takkan lagi mampu berpendar
Sejuta topeng tak dapat lagi menjadi tameng
Masih adakah kejujuran itu...???
Masih tersisakah keberanianmu...???
Yang dahulu selalu kukagumi
Sebagai sebuah kelebihanmu
Dibandingkan perempuan yang lainnya