De Javu
"Tuhanku, jika Kau adalah Dia nya, izinkan aku untuk memberikan dua tetes air mata, setetes untuk keteguhan hatinya padaku hari ini, dan setetes lagi karena dia telah mengelabuiMu".
"Sudah bukan, semua kelepak kuasaku mengangkasa hanya untuk merebut rie kembali. Sayap-sayapku yang terbakar hanya menyisakan hikayat. Biarlah. Kalau saja benar ada malaikat yang bisa menukar sayapku, aku mau menggantinya hanya untuk menjelaskan pada banyak orang, bahwa aku tak pernah merasa salah meletakkan hati pada orang."
"Oh bahagia, lupakanlah aku yang mengharap padamu
Walaupun aku terus berharap dan berseru
Tapi aku memang tak cukup kuat mengampu tugasmu"
"Jenuh, itu saja perkaranya. Setiap datang luka, maka luka yang sudah sekuat tenaga aku sembunyikan kembali menyembul berurutan dan menghardik ke mukaku."
"Setidaknya aku masih bisa menikmatinya dalam sayup-sayup yang tak tergapai. Meski seringkali aku berpikir semua yang sudah aku rasakan selama ini tak memecahkan hatiku, semua yang kulakukan hanya untuknya tidak sempurna pada titiknya. Aku kalah pada perang terakhir ini.
Tawa Rie masih terus terdengar dan gegapnya membunuhku, pelan dan perlahan! Haruskah kutembak kepalaku sendiri hingga pecah? Hanya agar deritaku sirna. Ataukah mengguyurkan satu liter bensin dan membenamkan diriku sendiri pada sisa-sisa kenangan yang kubakar."
"Tuhan menciptakan dunia yang sama untuk pembunuh dan malaikat. Tuhan menganugerahi udara yang sama untuk pendosa dan pecinta. Lalu kenapa aku tidak mencintai orang-orang yang sudah menyakitiku? jika Tuhan saja mampu mencintai semua orang yang durhaka padaNya."
(Dikutip dari "Dejavu" Karya Herlinatiens)
"Sudah bukan, semua kelepak kuasaku mengangkasa hanya untuk merebut rie kembali. Sayap-sayapku yang terbakar hanya menyisakan hikayat. Biarlah. Kalau saja benar ada malaikat yang bisa menukar sayapku, aku mau menggantinya hanya untuk menjelaskan pada banyak orang, bahwa aku tak pernah merasa salah meletakkan hati pada orang."
"Oh bahagia, lupakanlah aku yang mengharap padamu
Walaupun aku terus berharap dan berseru
Tapi aku memang tak cukup kuat mengampu tugasmu"
"Jenuh, itu saja perkaranya. Setiap datang luka, maka luka yang sudah sekuat tenaga aku sembunyikan kembali menyembul berurutan dan menghardik ke mukaku."
"Setidaknya aku masih bisa menikmatinya dalam sayup-sayup yang tak tergapai. Meski seringkali aku berpikir semua yang sudah aku rasakan selama ini tak memecahkan hatiku, semua yang kulakukan hanya untuknya tidak sempurna pada titiknya. Aku kalah pada perang terakhir ini.
Tawa Rie masih terus terdengar dan gegapnya membunuhku, pelan dan perlahan! Haruskah kutembak kepalaku sendiri hingga pecah? Hanya agar deritaku sirna. Ataukah mengguyurkan satu liter bensin dan membenamkan diriku sendiri pada sisa-sisa kenangan yang kubakar."
"Tuhan menciptakan dunia yang sama untuk pembunuh dan malaikat. Tuhan menganugerahi udara yang sama untuk pendosa dan pecinta. Lalu kenapa aku tidak mencintai orang-orang yang sudah menyakitiku? jika Tuhan saja mampu mencintai semua orang yang durhaka padaNya."
(Dikutip dari "Dejavu" Karya Herlinatiens)